UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Kepergian Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, K.H. Iskandar Tompo  pada Kamis, 2 Sepetember 2021 dini hari tadi, seketika menghadirkan awan mendung di hati warga Muhammadiyah, terkhusus di Sulawesi Selatan.

Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. Ambo Asse tidak bisa menyembunyikan duka citanya yang mendalam atas kepergian Pak Is. “Kita kehilangan tokoh, senior, ahlinya pengaderan, sosok yang bijaksana, Pak Is. Allahumagfirlahu warhamhu…,” ungkap Prof. Ambo.

Pak Is memang dikenal sebagai Ideolog Muhammadiyah yang concern kepada pengaderan di Muhammadiyah, terlebih terkait pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).

Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Dahlan Rais mengakui hal tersebut. “Iskandar Tompo, hidupnya diabdikan untuk perkaderan. Tak terhitung Pimpinan Muhammadiyah hasil didikannya, khususnya di Sulsel. Paduka, bukakan pintu surga untuknya, ya Allah.. ya Rabbalalamin.. aamiin,” ungkap Dahlan Rais.

Khittah berulang kali mewawnacarai dan berdiskusi dengan Allahuyarham Pak Is terkait pengaderan di Sulsel ini. “Tidak ada yang paling penting untuk Muhammadiyah, selain pengaderan, baik pengaderan untuk ulama, kader pimpinan, kader kebangsaan,” tegas Pak Is.

Mantan Kepala Kantor PW Muhammadiyah Sulsel, Haidir Fitra Siagian juga turut mengungkap informasi yang jarang diketahui tentang Pak Is.

“Untuk mengurus Muhammadiyah, Almarhum pernah menjual mobil pribadinya. Semua uang hasil penjualan mobilnya dipakai untuk membiayai kegiatan Pemuda Muhammadiyah dan BPKPAMM PWM Sulsel,” beber Fitra, sapaan karib Ketua PCIM New South Wales, Australia ini.

Fitra mengaku dirinya amat dekat dengan Pak Is. “Hampir tiga puluh tahun jadi Wakil Ketua PWM Sulawesi Selatan sejak tahun 1990. Saya pernah jadi ajudannya. Saya menjadi saksi atas dedikasi dan keikhlasannya berjuang demi Islam melalui Muhammadiyah,” ungkap Fitra.

Fitra bersaksi bahwa Pak Is adalah orang baik. ia mengaku, Pak Is tidak jarang memberikan hadiah kepada Fitra. “Pun dulu, kalau saya pulang kampung ke Sipirok, sering minta dibawakan oleh-oleh makanan khas Sipirok namanya Alame”, kenang Fitra.

Diketahui, saban pengaderan, baik Baitul Arqam Muhammadiyah maupun pengaderan angkatan Muhammadiyah, Pak Is selalu membawakan materi “Kristalisasi ideologi Muhammadiyah” dan materi lain terkait ideologi Persyarikatan, termasuk jika berkaitan dengan politik kebangsaan Muhammadiyah.

Laki-laki kelahiran Makassar, 8 Januari 1949 ini memang dikenal sebagai ideolog Muhammadiyah, selain sebagai dedengkot pengaderan.

Pak Is tercatat sebagai Anggota Muhammadiyah di Cabang  Panakukang Kota Makassar dengan nomor baku 387670. Selain pernah menjadi legislator di Parlemen Sulsel, Pak Is juga dikenal sebagai pendidik dan pembina di sejumlah perguruan Muhammadiyah, yaitu MA Muallimin Muhammadiyah, SMU Muhammadiyah IIi Makassar, dan sempat menjadi Pelaksana Tugas Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara Muhammadiyah 1992-1993.

Leave a Reply