Makassar.Terinspirasi dari guru masa kecil saat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Darul Istiqomah Sinjai membawa Ust. Syamsuddin Kadir. Lc akhirnya memilih berkarir sebagai seorang dosen.
Tidak hanya sebagai dosen, namun angkatan pertama Ma’had Al Birr tahun 1997 ini juga diamanahkan menjadi Wakil Direktur Ma’had Al- Birr sejak 2014 lalu.
Syamsuddin lahir di Sinjai pada 8 Mei 1974 dan menghabiskan masa kecil hingga menyelesaikan Aliyah di Pondok Pesantren Darul Istiqomah Kabupaten Sinjai, kemudian mengabdi selama 3 tahun sebagai pembina di salah satu cabang Ponpes Darul Istiqomah.
Setelah itu melanjutkan pendidikan di Ma’had Al- Birr sembari mengabdi sebagai pembina dan mengurus Panti Asuhan Hizbullah. 2 tahun kemudian, Syamsuddin selesai dan melanjutkan pendidikan ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta.
Syamsuddin sempat mengajar selama setahun di Ponpes Husnul Khotimah Jawa Barat sebelum kembali ke Makassar dan menjadi pengajar di Ma’had Al-Birr ini.
“Dulu sewaktu masuk ke Al – Birr Bahasa Arab saya sangat minim, di sinilah saya di gembleng dan akhirnya selesai. Lalu melanjutkan sekolah ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta. Inilah alasan saya untuk kembali mengabdi ke Ma’had Al Birr” Jelas pendiri Panti Asuhan Hizbullah ini.
Suka duka menjadi pengajar adalah kemampuan siswa yang beragam saat masuk membuatnya harus ekstra sabar dalam mengajar. Semisal bacaan Al-Qur’an yang belum begitu baik, dosen harus mengajari membaca Al-Qur’an dulu sebelum mulai belajar Bahasa Arab.
“Saya belajar banyak tentang keikhlasan dari guru – guru saya, semoga saya juga bisa mengajar dengan ikhlas seperti mereka.” Harap Syamsuddin, mantan Kepala Sekolah Aliyah Darul Istiqomah ini. (ila/imad/yahya)